Rabu, 14 September 2011

Kebersamaan Jalan Ideal Menuju Keberhasilan


"Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh" demikianlah pepatah mengatakan. Pepatah ini mengajarkan bahwa percerain (ketidakbersamaan) dalam sebuah tatanan hidup sosial dapat menjadi penghalang besar untuk terwujudnya sebuah tujuan.
Betapa tidak, karena hidup individual maupun sosial diibaratkan sebuah kapal laut  yang dipenuhi dengan penumpang. Kapal akan tenggelam dan semuanya akan mati jika salah satu diantara penumpang berkhianat membocori kapal.
Nah, dari sanalah kita juga belajar bahwa kebersamaan  adalah langkah awal untuk menuju keberhasilan dalam sebuah tujuan. Tidak adanya pengkhianatan dan tidak ditemukannya perceraian dalam proses menempuh suatu tujuan merupakan bagian dari keberhasilan.
coba kita kilas balik pada peristiwa yang telah menimpa pada Nabi Muhammad -sallallah alaih wasallam- dan sahabat-sahabatnya -radiyallahu anhum- pada saat perang uhud. Betapa besarnya konsekwensi dari tindakan beberapa laskar perang dari kaum muslimin yang tengah tergoda dan terbuai oleh harta dan beberapa alat perang lainnya yang ditinggal orang-orang kafir dimedan perang.
Seharusnya, kemenagan yang diraih oleh Nabi Muhammad -sallallah alaih wasallam- dan sahabat-sahabatnya -radiyallahu anhum- dengang taktik jitunya pada saat itu, akan tetapi malah aliran darah dan kekalahan yang ditelan oleh mereka akibat dari kecerobohan dan pengkhiatan sebagian laskar perang mereka.  
Itulah betapa besar konsekwensi dari ketidakbersamaan sehinagga keberhasilan enggan dan tidak mau untuk muncul kepermukaan. Lihatlah dalam keseharian kita, betapa banyak kejadian-kejadian yang didalamnya penuh dengan kegagalan bahkan berakhir dengan pertikaian dan aliran darah sebagai konsekwensi dari pengkhianatan dan ketidakbersamaan.
Kita ambil contoh Negara kita Indonesia raya, betapa banyak vonisan negative yang diserukan dan dimunculkan dimana-dimana baik secara nasional maupun internasional. Negara kita divonis sebagai Negara koruptor, Negara markus, Negara miskin, Negara tidak aman, Negara yang selalu dipenuhi dengan konflik dan pertikaian antara sesamanya dan julukan-julukan lainnya. Hal itu menurut hemat penulis memang betul-betul menyata bukan cuma berupa julukan dan vonisn belaka, mengingat didalamnya masih jauh dari nilai-nilai kebersamaan dan kesatuan, masih saja selalu mengedepankan kepentingan kelompok daripada kepentingan umum, masih saja selalu ada pengkhianatan dan kedengkian.
Maaf, bukannya penulis tidak cinta Indonesia dan bukan pula sebagai pengkhianat mengatakan dan mencontohkan sebagai Negara yang gagal mewujudkan nilai-nilai kebersamaan. Dan juga penulis tidak mengatakan bahwa Indonesia adalah Negara yang multi krisis dan jauh dari nilai-nilai positif lainnya. Akan tetapi itulah hasil bacaan penulis selama ini dengan tujuan meyuguhkan kritik yang bersifat membangun dimasa depan.    
Betapa pentingya dan dibutuhkannya kebersamaan dalam hidup  sampai Raulullah -sallallah alaih wasallam- mendiskripsikan bahwa hidup antara satu diantara kita dengan yang lain bagaikan satu bangunan tubuh yang saling menguatkan. Ketika salah-satu anggota bangunan tubuh itu merasa sakit maka yang lainnya juga ikut merasakannya. Itulah arti dan definisi kebersamaan dalam versi rasulullah -sallallah alaih wasallam- dan agama kita.
Makna pentingnya kebersamaan untuk menuju sebuah keberhasilan juga kita  intai dan temuai dalam firman allah yang menyerukan agar kita selalu bersatu padu berpegang teguh pada tali Allah dan dilarang keras untuk bercerai-berai dalam sebuah tujuan.
Dan ketika kita lebih jauh merenung tentang arti kebersamaan, maka kita akan banyak menemukan dan bahkan hampir seluruh ritus-ritus ritual keagamaan kita dipenuhi dengan jiwa kebersamaan dan kesatuan.
Alhasil, Hal itu semua mengajarkan dan meberi pencerahan pada kita bahwa jika kita ingin menuju puncak keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup individual, sosial, berkelompok dan berorganisasi maka wujudkanlah dan hidupkanlah nilai-nilai kebersamaan dan kesatuan. Wallahu a'lam.


Mohammad Hafidz Anshory


     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar